Selamat Datang di Yogyakarta

Inspirasi dari Landasan Kehidupan

Selamat datang di kota yang penuh inspirasi, di mana setiap elemen memiliki makna dalam landasan kehidupan kami. Yogyakarta adalah tempat di mana nilai-nilai dalam batin terwujud dalam batik parang, dan semangat gotong royong adalah pemandu langkah kami.

plakat kayu pemerintahan daerah istimewa yogyakarta
logo jogjaprov

Plakat Penghargaan Daerah Istimewa Yogyakarta

Persembahan plakat kayu yang menggambarkan keistimewaan Yogyakarta, di desain dengan detil yang merefleksikan kekayaan budaya dan semangat pemerintahan daerah. Setiap plakat bukan sekedar penghargaan, melainkan wujud apresiasi terhadap tradisi dan dedikasi untuk kemajuan daerah.

Filosifi Batik Parang

Seperti batik parang yang menggambarkan garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal, kami pun melihat perjalanan sebagai langkah demi langkah yang melambangkan penghormatan, cita-cita, dan kesetiaan pada nilai-nilai yang benar. Dan seperti jalinan motif parang yang tak terputus, kami juga merangkul konsep kesinambungan dalam menjalani perubahan.

batik parang

Versi Bahasa Indonesia

LAMBANG DAERAH
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

logo daerah istimewa yogyakarta

BENTUK LAMBANG ISTIMEWA YOGYAKARTA

(PD. D.I.Y. No. 3 Th. 1969)

BENTUK LAMBANG

1.   Bentuk lambang Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah bulat (lingkaran)

2.   Bagian-bagian yang menonjol keluar dari bentuk dasar :

a.) Separo bagian atas dari gambar bintang
b.) Gambar ompak
c.) Gambar pita bertuliskan “YOGYAKARTA”

3.   Ukuran Lambang Daerah adalah garis tengah lingkaran 30. Sedangkan ukuran bagian-bagian yang menonjol 40

ARTI DAN MAKNA LAMBANG DAERAH

1.   Landasan idiil Pancasila

a.) Ke Tuhanan Yang Maha Esa dilukiskan dalam gambar bintang emas persegi lima.
b.) Perikemanusiaan dilukiskan dalam tugu (saka guru) dalam sayap.
c.) Persatuan dilukiskan dalam gambar bulatan (lingkaran) berwarna merah dikelilingi lingkaran berwarna putih.
d.) Kerakyatan dilukiskan dalam gambar ompak dengan tatahan bunga teratai.
e.) Keadilan sosial dilukiskan dalam gambar padi dan kapas.

2.   Landasan strukturil Undang-undang Dasar 1945 dilukiskan dalam gambar bunga kapas sejumlah 17 kuntum, daun kapas berjumlah 8 dan padi sewuli yang berisi 45 butir.

3.   Tata kehidupan gotong royong dilukiskan dalam gambar bulatan yang dalam bahasa Jawa disebut golong dari tugu berbentuk silinder yang dalam bahasa jawa disebut giling, sehingga perpaduan gambar itumelambangkan semangat yang golong giling.

4.   Nilai-nilai keagamaan pendidikan dan kebudayaan dilukiskan
dalam gambar bintang emas persegi lima, bunga melati yang
mencapai bintang dengan daun kelopak 3 helai.

5.   Semangat perjuangan dan kepahlawanan dilukiskan dalam gambar warna merah dan putih dengan gambar tugu tegak lurus berarti dengan jiwa yang teguh berjuang dengan gagah berani mencapai tujuan yang suci.

6.   Semangat pembangunan dilukiskan dalam gambar tatahan miring pada soko guru, tatahan spesifik Yogyakarta yang berarti menghias, membangun di-identikkan dengan menghias memperlengkapi dengan alat-alat yang tak dimiliki sebelumnya.

7.   Sejarah Daerah Istimewa Yogyakarta dilukiskan dalam gambar
sayap disebelah – menyebelah tugu yang masing-masing jumlah
bulunya adalah:

a.) bagianluar 9 helai
b.) bagian dalam 8 helai

keseluruhannya menggambarkan bahwa Daerah Istimewa
Yogyakarta adalah terdiri dari daerah Kasultanan Yogyakarta
dibawah Sri Sultan Hamengkubuwono ke IX dan Daerah
Pakualaman dibawah Sri Paku Alam ke VIII.

8.   Keadaan alam dilukiskan dalam gambar warna-warni hijau tua dan hijau muda dan lukisan bentuk stileer bungan teratai untuk
menggambarkan kesuburan alam (hijau) dan kesuburan jiwa
(bunga teratai)

9.   Candrasengkala : “RASASUKA NGESTI PRAJA” tahun 1786
Suryasengkala : “YOGYAKARTA TRUS MANDIRI” tahun 1945
sehingga bila dirangkaikan seluruhnya berbunyi:

“RASA SUKA NGESTI PRAJA YOGYAKARTA TRUS
MANDIRI yang artinya : “DENGAN RASA GEMBIRA
MEMBANGUN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
YANG BAIK DAN SELAMAT TRUS BERDIRI TEGAK”

10.   Persatuan dan Kesatuan Indonesia yang kokoh kuat dilukiskan
dalam gambar lingkaran / bulatan dan tugu yang tegak lurus, menggambarkan falsafah hidup yang selalu golong-giling.

11.   Masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar 1945 dilukiskan dalam gambar padi
sewuli dengan 45 butir padi (pangan) dan kapas yang berbunga 17
kuntum dan berdaun 8 helai, angka-angka mana menggambarkan
17 Agustus 1945 yaitu tanggal proklamasi dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang ber-Undang-Undang Dasar 1945.

ARTI DAN MAKNA LAMBANG DAERAH :

Warna-warna yang digunakan adalah :

  1. Kuning emas yang berarti keluhuran, keagungan
  2. Kuning tua dan kemashuran
  3. Hijau tua yang berarti kesuburan
  4. Hijau muda dan harapan
  5. Merah yang berarti keberanian
  6. Putih yang berarti kesucian
  7. Hitam yang berarti keabadian.

Versi Bahasa Inggris

THE COAT OF ARMS
OF YOGYAKARTA SPECIAL REGION

logo daerah istimewa yogyakarta

SPECIAL SHAPE OF YOGYAKARTA'S SYMBOL

(PD. D.I.Y. No. 3 Th. 1969)

SYMBOL FORM

1.   Thebase form of the coat of arms is a circle. The circle is black with white and red circle in it. The black circle is adorned with sprays of cotton buds and rice grains.

2.   The parts protruding from the base form:

a. Theupperpart of the star
b. The “umpak”, i.e. the pedestal
c. The white ribbon scripted with “YOGYAKARTA”

MEANING OF THE SYMBOLS

As a whole item, the coat of arms represents Pancasila, the foundation and the ideology of the Republic of Indonesia. Deconstructing the design, each feature has its own meaning as follows.

1.   The ideology of Pancasila (lit. Panca: five, sila: principles):

a.) Religiosity, represented by the golden star at the top
b.) Humanity, represented by the winged pillar
c.) Nationality, represented by the red circle enveloped by white area
d.) Democracy, represented by the pedestal engraved with lotus
e.) Social justice, represented by the wreath of cottons and rice
grains

2.   The sprays of cotton buds and rice grains The number count of the cotton buds (17), the cotton leaves (8), and the rice grains (45) represent the date of 17 August 1945, when Indonesia proclaimed its independence. The rice grains also represent the State Constitution of the Republic of Indonesia of 1945. Together, the cotton and rice grains also represent prosperity.

3.   The red circle with a white cylindrical pillar It represents the way of life of gotong royong (community self-help). The circle in Javanese is called “golong’, while a cylindrical shape is called “gilig”. The term “golong gilig” means “perseverance” and it is the spirit behind gotong royong. 

The pillar also refers to the spirit of heroism and perseverance to fight for a noble cause. Adding the white surrounding the red circle, the symbol represents the unity of Indonesia, where people from different backgrounds work together towards one cause: the prosperity of the Republic of Indonesia.

4.   The three-petal jasmine flower The flower at the tip of the pillar, that almost touches the star, represents religiosity, educational, and cultural values which always strive forwards.

5.   The slanting carving in the pillar The carving represents the creative energy of constant development. Carving, for the Javanese, is a form of beautifying, of perfecting the available resources to improve their value. Hence, the continuous creative energy.

6.   The wings on the pillar The wings picture the history of the Special Region of Yogyakarta. Each wing has 9 outer feathers and 8 inner feathers. These numbers represent Sri Sultan Hamengku Buwono IX, the Sultan of Yogyakarta Sultanate; and Sri Paduka Paku Alam VIII, the king of Kadipaten Pakualaman. Both kings, who are also the Governor and Vice Governor of Yogyakarta, work together for the province.

7.   The shades of green and the lotus The colours on the pedestal represent the natural resources of Yogyakarta, while the lotus shape on it refers to the richness, purity, and honourable mind of Yogyakarta people.

8.   The Javanese writings on the red circle The writing on the left is read as “rasa suka ngesti praja”, while the right one is “Yogyakarta trus mandiri”. On its own, the device “rasa suka ngesti praja” means 1786, the year when Yogyakarta was born, and “Yogyakarta trus mandiri” means 1945, the year Republic of Indonesia became independent. Together, the device forms “Rasa Suka Ngesti Praja Yogyakarta Trus Mandiri”, meaning “to responsibly and delightfully build Yogyakarta to be prosperous and everlasting”.

MEANING OF THE APPLIED COLOURS :

  1. Gold and dark yellow : honour, virtue, nobleness
  2. Dark green and light green : fertility, hope
  3. Red : courage
  4. White : purity
  5. Black : eternity
vektor jogja istimewa
logo white