Kenang-kenangan
Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta
Souvenir dibuat dari material kayu untuk memberikan kesan tradisional yang diperkuat dengan ornamen-ornamen khas Yogyakarta untuk menambah kesan budaya.
Kami Siap Melayani Anda!
Mohon lengkapi data diri Anda:
Souvenir dibuat dari material kayu untuk memberikan kesan tradisional yang diperkuat dengan ornamen-ornamen khas Yogyakarta untuk menambah kesan budaya.
“Menapak di Jogja, menyatu dengan sejarah dan budaya.”
Gunungan wayang kulit atau kayon menjadi gambaran kehidupan di alam semesta beserta seluruh isinya. Dalam pagelaran pentas wayang, gunungan digunakan untuk mengawali dan mengakhiri cerita.
Sumbu Filosofi menjadi konsep tata ruang Kraton Yogyakarta yang menjadi wujud simbol daur hidup manusia. Simbol tersebut meliputi Panggung Krapyak, Kraton Yogyakarta, dan Tugu Pal Putih.
Motif kawung menyimbolkan kekosongan nafsu dan hasrat duniawi sehingga menghasilkan pengendalian diri yang sempurna. Kekosongan membawa seseorang netral dan membiarkan semua berjalan sesuai kehendak alam.
Bentuk atap rumah adat Joglo terinspirasi dari bentuk gunung. Hal ini karena masyarakat Jawa, khusus Yogyakarta, menganggap gunung sebagai salah satu tempat yang sakral.
Aksara Jawa yang bertulis "Pemerintah Dhaerah Ngayogyakarta Hadhiningrat" menjadi penanda identitas yang berbalutkan nilai budaya lokal.
Lambang Daerah DIY dibuat berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang terlukiskan melalui gambar-gambar di dalamnya. Sejarah, tata nilai kehidupan, serta kondisi alam dan masyarakat juga digambarkan secara simbolis melalui lambang daerah DIY.
Dibuat dengan huruf kecil yang melambangkan egaliterisme, kesederajatan, dan persaudaraan. Warna merah menjadi warna pelambang keraton dan spirit keberanian untuk mewarnai masa depan.